Pages

Selasa, 17 Februari 2015

wayang kulit

Siapa yang tak kenal Wayang Kulit? Wayang Kulit merupakan bagian dari Tradisi Jawa, dari jaman nenek moyang sampai sekarang, Wayang Kulit telah dipakai dalam berbagai upacara tradisional. Anda pasti pernah melihat bentuknya, atau bahkan melihat pertunjukan Wayang Kulit. Namun apakah Anda pernah melihat proses pembuatannya? Jika Anda kebetulan sedang melintas di Kota Solo, mampirlah sebentar untuk menengok proses pembuatan Wayang Kulit di Kota Budaya ini. Letaknya masih dalam kompleks salah satu keraton terbesar di Nusantara. Yaitu Keraton Solo atau Keraton Kasunanan Surakarta.
Objek Wisatatatahan wayang kulit solo jawa tengah
Berjalan-jalan di Alun-alun Utara Keraton Solo, Anda akan mendapati sebuah pasar cindramata tradisional. Ditengah pasar inilah berdiri sebuah Sentra Pembuatan Wayang Kulit. Yang bernama Balai Agung Kasunanan Surakarta. Tempatnya tak jauh dari Keraton Solo, sekitar 500 Meter dari pusat keraton. Balai Agung ini merupakan satu-satunya tempat pembuatan Wayang Kulit dibawah asuhan Keraton Solo. Disini Anda bisa melihat secara langsung pembuatan Wayang Kulit. Mulai dari pemrosesan kulit mentah, sampai proses finishing dan siap pakai.
Secara singkat, proses pembuatan Wayang Kulit tradisional ini biasa disebut Tatah-SunggingTatah (bahasa Jawa) berarti memahat atau mengukir, dan Sungging berarti mewarnai. Disebut Tatah-Sungging karena kedua proses ini adalah proses pembuatan Wayang Kulit yang utama dan memakan waktu paling lama.
Dimulai dari prosunggingan wayang kulit solo jawa tengahses awal bahan baku, yaitu kulit. Balai Agung Kasunanan Surakarta biasanya menggunakan kulit kerbau sebagai bahan dasar Wayang. Pada mulanya lembaran kulit dipilih yang berkualitas. Kemudian digambar pola dasar tokoh Wayang-nya. Tokoh-tokoh Wayang biasanya diambil dari jenis Wayang dimana masing-masing jenis memiliki alur cerita tersendiri. Jenis-jenis Wayang tersebut seperti Wayang Beber, Wayang Purwo, Wayang Gedhok, Wayang Madya, Wayang Klithik, dan Wayang Mena.
Selanjutnya, kulit yang telah digambar pola tadi direndam dalam air sekitar 1 minggu. Kemudian kulit dikeringkan dengan cara direntang dan diangin-anginkan. Proses pengeringan ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
Setelah benar-benar kering, kulit kemudian memasuki tahap Tatah. Kulit yang sudah kering tadi dipahat dan diukir. Pengerjaan proses ini membutuhkan ketelitian yang tinggi. Karena terdapat banyak sekali jenis ukiran dan pahatan, serta ukurannya yang cukup kecil. Disamping itu, Tatah-an ini harus sesuai dengan Pakem(aturan adat) dari Keraton Solo. Oleh karena itu, proses Tatah ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 2 minggu. Anda bisa melihat pengerjaan Tatah yang mengagumkan ini secara langsung. Sebagai informasi, sebaiknya Anda tidak mengajak bicara pengerajin yang sedang memahat pada proses ini.
Kulit yang telah dipahat sudah memiliki bentuk tokoh Wayang. Namun belum berwujud utuh, melainkan bagian per bagian. Bagian Wayang karakter wayang kulit solo jawa tengahyang telah selesai dipahat ini kemudian dialihkan ke tahap berikutnya, yaitu Sungging. Proses pembuatan Wayang Kulit ini juga memakan waktu yang sama denganTatahan. Karena Sunggingan juga memerlukan ketelitian yang cukup tinggi. Selain Kerumitan, ukuran, jenis, dan banyaknya ukiran, dalam proses ini juga dipakai warna emas yang beragam. Seperti emasGrenjengBron, dan Prodo. Emas yang dipakai ini bukan cat atau kertas yang berwarna emas, tetapi betul-betul emas. Biasanya berkisar sampai 18 karat. Emas-emas tersebut disesuaikan dengan jenis ukiran sertaPakem yang berlaku.
Karena proses-proses inilah Wayang Kulit dijual dengan harga yang tak murah. Yaitu sekitar Rp. 500.000,- sampai 10 juta rupiah. Harga tersebut bervariatif, tergantung dari ukuran, jenis Wayang, dan banyaknya Sunggingan.
Setelah puas menilik pembuatan Wayang Kulit yang mengagumkan di Balai Agung, Anda bisa mampir ke beberapa tempat yang letaknya cukup dekat. Seperti Keraton Kasunanan Surakarta, Masjid Agung Solo,Pasar Klewer, dan Pasar Gedhe. Di sekitar wilayah ini juga terdapat kuliner tradisional yang layak Anda cicipi. Seperti Nasi Thengkleng, dan Sate Kambing.
Lokasi
Balai Agung Kasunanan Surakarta berada di Alun-alun Utara Keraton Solo. Tepatnya di sisi Timur Laut.
Akses
Sentra Pembuatan Wayang Kulit ini dapat dicapai dengan kendaraan darat. Lokasinya masih berada di pusat Kota Solo. Dan hanya berjarak sekitar 500 Meter dari pusat Keraton Solo.
Fasilitas dan Akomodasi
Karena berupa sentra kerajinan, Balai Agung tidak menyediakan fasilitas apapun. Namun Anda bisa mencarinya di area sekitar Balai Agung. Karena Balai Agung masih berada dalam area wisata Kota Solo.

kerajinan batik


Kabupaten Banjarnegara terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini tak hanya terkenal karena ada petinju kelas dunia yaitu Chris John, dataran tinggi Dieng, minuman segar tradisional Dawet Ayu ataupun Salak Pondoh. Banjarnegara juga mulai dikenal masyarakat luas karena seni kerajinan batiknya.
Sampai saat ini, belum ada penelitian khusus mengenai sejarah Batik Gumelem. Ada banyak versi yang mengisahkan perjuangan hidup Batik Gumelem. Sejarah Batik Gumelem juga terkait dengan sejarah Batik Banyumas yang berpusat di Sokaraja (abad ke-15). Sejak Perang Diponegoro tahun 1830, saat Pangeran Puger mengungsi ke Banyumas yang diikuti oleh para punggawa, budayawan, dan juga seniman. Seorang pengikut yang terkenal waktu itu adalah Najendra, yang mengembangkan batik celup Sokaraja. Di tempat baru tersebut, mereka mulai mengembangkan seni kerajinan batik dengan coraknya masing-masing. Salah satunya munculah Batik Gumelem.
Batik Banjarnegara
Batik Banjarnegara
Sumber: http://rifkiadhis.blogspot.com
Ada juga yang berpendapat bahwa kerajinan Batik Gumelem berawal dari berdirinya tanah perdikan Gumelem yang kemudian menjadi Kademangan Gumelem pada tahun 1573. Miniatur kehidupan istana seperti pranata, trapsila, busana, dan tata praja di wilayah pedesaan secara baik ditemukan pada ragam kehidupan di Kademangan Gumelem. Layaknya wilayah perdikan, kademangan Gumelem mengatur wilayahnya sendiri. Pembatik adalah salah satu dari satuan kerja teknis yang bertugas membuat kain batik bagi keperluan busana keluarga, kerabat dan santana dalem kademangan.
Batik Banjarnegara
Batik Banjarnegara
Sumber: http://jendelakatatiti.wordpress.com
Masa keemasan Batik Gumelem mulai pudar seiring dengan lunturnya jaman Kademangan yang merupakan tanah perdikan (bebas pajak) di bawah pengaruh Kasunanan Surakarta. Status dan wilayah Kademangan berubah karena Surakarta dilanda krisis politik dan pemerintahan (sekitar tahun 1965). Status kademangan Gumelem menjadi Desa Praja. Wilayah Gumelem dibagi dua menjadi Gumelem Wetan dan Gumelem Kulon. Keterkaitan dengan sejarah Batik Banyumas menjadikan Batik Gumelem punya kesamaan dengan Batik Banyumas. Seperti motif Kawung, di Gumelem menjadi Kawung Ceplokan, Jahe Serimpang, Godong Lumbu, Pring Sedapur dan sebagainya. Batik Gumelem juga tidak meninggalkan corak batik klasik Sidomukti dan Sidoluhur khas Keraton.
Batik Banjarnegara
Batik Banjarnegara
Sumber: http://banyumasnews.com
Batik Banjarnegara
Sumber: http://banyumasnews.com

Batik Gumelem memang belum setenar batik Jogja, Solo, Pekalongan maupun Banyumas. Jumlah pengrajin Batik Gumelem saat ini sejumlah 55 orang yang tersebar di tiga desa, yaitu 20 orang di Desa Gumelem Wetan, 24 orang di Desa Gumelem Kulon, dan 11 orang di Desa Panerusan Wetan. Batik Gumelem mempunyai ciri khas asli batik tulis yang masih berdasarkan pakem. Batik Gumelem cenderung berwarna sogan (coklat), hitam, dan kuning, serta bermotif bunga, kawung, dan parang. Saat ini sudah terdapat sentra penghasil batik di Banjarnegara, pusatnya ada di Desa Gumelem Kecamatan Susukan, yang berbatasan dengan Banyumas. Pusatnya Batik Gumelem ada di Dukuh Dagaran dan Karangpace (Gumelem Wetan) dan Dukuh Ketandan, Beji dan Kauman (Gumelem Kulon).
Batik Banjarnegara
Batik Banjarnegara
Sumber: http://galleryarttami.com
Batik Banjarnegara
Sumber: http://galleryarttami.com

Motif Batik Gumelem pun terbagi dalam dua corak, yaitu klasik dan kontemporer. Corak klasik antara lain Pring Sedapur, Gajah Uling, Sungai Serayu, Udan Liris, Rujak Senthe, Jahe Serimpang, Sido Mukti, Grinting, Galaran, Buntelan, Sidoluhur, Ukir Udar, Sekar Jagad, Gabah Wutah, Blaburan, Parang Angkrik, Parang Angkrik Seling, Kopi Pecah. Pada motif kontemporer sudah sedikit banyak perbedaan dengan Batik Banyumas. Motif kontemporer lebih variatif demi mengakomodir kekhasan Banjarnegara. Penggunaan warna yang lebih berani seperti hijau, merah, biru dan warna-warna lain sesuai keinginan, dikerjakan oleh pembatik-pembatik muda, corak relatif jarang-jarang dan besar-besar, satu muka atau dituangkan hanya satu sisi kain, dan dapat disesuaikan dengan pesanan, baik waktu pengerjaan, warna maupun harga. Contoh corak kontemporer yaitu Sawung Alit, Lumbu Pari, Kawung Ceplokan, Kantil Rinonce, Sekar Tirta, Pilih Tanding, Salak Raja, Sekar Kinasih. Batik Banjarnegara juga menggunakan elemen alam kawasan Dieng dan sekitarnya, seperti Purwaceng, Keramik Klampok, Seruling Mas, Cendol Salak, Cendol Wutah, Dawet Ayu, Salak Tanjung, Candi Kusuma, dan lain sebagainya.
Batik Banjarnegara
Batik Banjarnegara
Sumber: http://01effendi.blogspot.com
Batik Banjarnegara
Sumber: http://www.batikgumelem.com
Batik Banjarnegara
Batik Banjarnegara
Sumber: http://galleryarttami.com
Sekitar beberapa tahun 2006 lalu, Batik Gumelem mulai berkembang lagi. Didukung dengan kebijakan Pemerintah Daerah yang mewajibkan Pegawai Negeri Sipil mengenakan batik setiap hari Rabu, Jumat dan Sabtu. Masyarakat umum juga harus mau dan bangga memakai Batik Gumelem dalam berbagai kesempatan. Pengaruh penghargaan dan pengakuan UNESCO dengan mengakui batik sebagai warisan budaya dunia juga turut mendorong tumbuhnya industri batik rakyat di Banjarnegara.
Batik Banjarnegara
Batik Banjarnegara
Sumber: http://rifkiadhis.blogspot.com
Sahabat Fitinline bisa menjadikan Batik Banjarnegara sebagai salah satu koleksi batik anda. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 07 Februari 2015

kerajinan bambu


Kerajinan Bambu merden

Merden adalah sebuah Desa di Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjaregara, Jawa Tengah yang penuh dengan potensi kerajinan-kerajinan yang dilakukan oleh masyarakat. Jenis kerajinan yang berasal dari bahan baku bambu begitu banyak dikerjakan oleh masyarakat Desa Merden khususnya di wilayah Dusun III (Rawawungu) dan merupakan sumber mata pencaharian pokok untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Beberapa jenis kerajinan bambu yang menjadi home industri antara lain :
1. Pithi
Jenis kerajinan bambu ini banyak di pesan oleh pengusaha Getuk Goreng i daerah Sokaraja Banyumas dan daerah-daerah lain
2. Keranjang Pindang
Jenis kerajinan ini banyak di pesan oleh pengusaha-pengusaha ikan laut dan kebanyakan dikirim ke daerahCilacap, Jepara, Semarang, Pekalongan dan lain-lain.
3. Tenong
Jenis kerajinan ini diguanakan untuk kegiatan hajatan ataupun yang lain di daerah-daerah tertentu seperti Daerah Karangkobar, Batur,Dieng, Kalibening, Pekalongan, Kebumen serta daerah-daerah lain yang masih sangat kental dengan adat jawa.
4. Ampig
Kerajinan ini digunakan sebagai dinding rumah dari anyaman bambu juga dapat digunakan untuk langit-langit atap dan kebanyalan dikonsumsi oleh masyarakat yang tidak mampu, bahkan kalau bahan bakunya dari bambu wulung dengan dibentuk hiasan tertentu akan terlihat sangat menarik dan ini banyak dikonsumsi oleh orang-orang yang mempunyai jiwa seni.
5. Tampah
Jenis ini juga sama halnya seperti tenong banyak digunakan oleh masyarakat yang masih menggunakan terutama bagi para pedagang sayur mayur baik di pasar maupun warung-warung diperumahan.
6. Tumbu
Jenis ini biasanya disamping banyak diminati oleh para pedagang sayuran juga oleh petani di daerah-daerah pegunungan maupun persawahan, karena barang ini mudah untuk membawa hasil panen maupun membawa pupuk dari rumag ke ladang/sawah.
7. Fas(Pot) Bunga
Jenis ini dulu banyak diproduksi oleh masyarakat karena harganya juga cukup menjanjikan, namun dalam beberapa dekade jenis ini sudah tidak kelihatan diproduksi lagi karena sulitnya dalam pemasaran.
Itu diantara kerajinan kerajinan bambu yang merupakan Home Industri di Desa Merden khususnya di Dusun III Rawawungu. Namun celakanya baik para pejabat maupun pedagang banyak yang tidak mengenal bahwa jenis kerajinan bambu tersebut asal produksinya dari Desa Merden.
Mereka mengenal kerajinan tersebut berasal dari Daerah Bantar, Desa Kertayasa Kecamatan Mandiraja, dikarenakan memang pasar bambu terdekat didaerah tersebut. Masyarakat terutama pengrajin hanya dapat melihat di stasiun TVRI bahwa kerajinan tersebut bukan berasal dari Desa Merden.
kerajinan bambu mandiraja
Wilayah kecamatan Mandiraja merupakanbagian wilayah dari Wilayah Administrasi Kabupaten Banjarnegara sebelah Barat dengan luas wilayah 5.261.836 hektar. Kerajinan Bambu Mandiraja memiliki beraneka bentuk dan motif. Produknya telah dijadikan asesories di berbagai Hotel dan Restoran hamper di seluruh Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.

Wilayah Kecamatan Mandiraja terdiri atas daerah perbukitan disebelah selatan yang meliputi 6 desa yaitu desa Salamerta, Glempang, Kebanaran, Kaliwungu, Somawangi dan desa Jalatunda. Sedangkan 10 desa lain yang merupakan dataran rendah yaitu Desa Mandiraja Wetan, Mandiraja Kulon, Kebakalan, Banjengan, Kertayasa, Panggisari, Candiwulan, Blimbing, Purwasaba dan desa Simbang.

Desa Mandiraja wetan adalah tempat yang paling terkenal dengan industri tikar dari bamboo. Ada juga usaha emping mlinjo, gula merah , pawon batu dan yang lainnya.

Kecamatan mandiraja sangat terkenal dengan kerajinan bambu, adapun kerajinan bambu yang dibuat dalam bentuk bervariasi ada dalam bentuk keranjang, tampah,besek,dan masih banyak lagi bentuk yang lain.

Wilayah Kecamatan Mandiraja merupakan bagian dari Wilayah Administrasi Kabupaten Banjarnegara sebelah Barat dengan luas wilayah 5.261.836 hektar. Kerajinan Bambu Mandiraja memiliki beraneka bentuk dan motif. Produknya telah dijadikan asesories di berbagai Hotel dan Restoran hamper di seluruh Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.


Wilayah Kecamatan Mandiraja terdiri atas daerah perbukitan disebelah selatan yang meliputi 6 desa yaitu desa Salamerta, Glempang, Kebanaran, Kaliwungu, Somawangi dan desa Jalatunda. Sedangkan 10 desa lain yang merupakan dataran rendah yaitu Desa Mandiraja Wetan, Mandiraja Kulon, Kebakalan, Banjengan, Kertayasa, Panggisari, Candiwulan, Blimbing, Purwasaba dan desa Simbang.

Desa Mandiraja wetan adalah tempat yang paling terkenal dengan industri tikar dari bamboo. Ada juga usaha emping mlinjo, gula merah , pawon batu dan yang lainnya.
- See more at: http://www.108jakarta.com/lifestyle/2013/10/10/26532/Kerajinan-Bambu-Mandiraja-Banjarnegara#sthash.LM1AMVLc.dpuf ke
Kecamatan mandiraja sangat terkenal dengan kerajinan bambu, adapun kerajinan bambu yang dibuat dalam bentuk bervariasi ada dalam bentuk keranjang, tampah,besek,dan masih banyak lagi bentuk yang lain.

Wilayah Kecamatan Mandiraja merupakan bagian dari Wilayah Administrasi Kabupaten Banjarnegara sebelah Barat dengan luas wilayah 5.261.836 hektar. Kerajinan Bambu Mandiraja memiliki beraneka bentuk dan motif. Produknya telah dijadikan asesories di berbagai Hotel dan Restoran hamper di seluruh Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.


Wilayah Kecamatan Mandiraja terdiri atas daerah perbukitan disebelah selatan yang meliputi 6 desa yaitu desa Salamerta, Glempang, Kebanaran, Kaliwungu, Somawangi dan desa Jalatunda. Sedangkan 10 desa lain yang merupakan dataran rendah yaitu Desa Mandiraja Wetan, Mandiraja Kulon, Kebakalan, Banjengan, Kertayasa, Panggisari, Candiwulan, Blimbing, Purwasaba dan desa Simbang.

Desa Mandiraja wetan adalah tempat yang paling terkenal dengan industri tikar dari bamboo. Ada juga usaha emping mlinjo, gula merah , pawon batu dan yang lainnya.
- See more at: http://www.108jakarta.com/lifestyle/2013/10/10/26532/Kerajinan-Bambu-Mandiraja-Banjarnegara#sthash.LM1AMVLc.dpuf
Kecamatan mandiraja sangat terkenal dengan kerajinan bambu, adapun kerajinan bambu yang dibuat dalam bentuk bervariasi ada dalam bentuk keranjang, tampah,besek,dan masih banyak lagi bentuk yang lain.

Wilayah Kecamatan Mandiraja merupakan bagian dari Wilayah Administrasi Kabupaten Banjarnegara sebelah Barat dengan luas wilayah 5.261.836 hektar. Kerajinan Bambu Mandiraja memiliki beraneka bentuk dan motif. Produknya telah dijadikan asesories di berbagai Hotel dan Restoran hamper di seluruh Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.


Wilayah Kecamatan Mandiraja terdiri atas daerah perbukitan disebelah selatan yang meliputi 6 desa yaitu desa Salamerta, Glempang, Kebanaran, Kaliwungu, Somawangi dan desa Jalatunda. Sedangkan 10 desa lain yang merupakan dataran rendah yaitu Desa Mandiraja Wetan, Mandiraja Kulon, Kebakalan, Banjengan, Kertayasa, Panggisari, Candiwulan, Blimbing, Purwasaba dan desa Simbang.

Desa Mandiraja wetan adalah tempat yang paling terkenal dengan industri tikar dari bamboo. Ada juga usaha emping mlinjo, gula merah , pawon batu dan yang lainnya.
- See more at: http://www.108jakarta.com/lifestyle/2013/10/10/26532/Kerajinan-Bambu-Mandiraja-Banjarnegara#sthash.LM1AMVLc.dpuf
Kecamatan mandiraja sangat terkenal dengan kerajinan bambu, adapun kerajinan bambu yang dibuat dalam bentuk bervariasi ada dalam bentuk keranjang, tampah,besek,dan masih banyak lagi bentuk yang lain.

Wilayah Kecamatan Mandiraja merupakan bagian dari Wilayah Administrasi Kabupaten Banjarnegara sebelah Barat dengan luas wilayah 5.261.836 hektar. Kerajinan Bambu Mandiraja memiliki beraneka bentuk dan motif. Produknya telah dijadikan asesories di berbagai Hotel dan Restoran hamper di seluruh Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.


Wilayah Kecamatan Mandiraja terdiri atas daerah perbukitan disebelah selatan yang meliputi 6 desa yaitu desa Salamerta, Glempang, Kebanaran, Kaliwungu, Somawangi dan desa Jalatunda. Sedangkan 10 desa lain yang merupakan dataran rendah yaitu Desa Mandiraja Wetan, Mandiraja Kulon, Kebakalan, Banjengan, Kertayasa, Panggisari, Candiwulan, Blimbing, Purwasaba dan desa Simbang.

Desa Mandiraja wetan adalah tempat yang paling terkenal dengan industri tikar dari bamboo. Ada juga usaha emping mlinjo, gula merah , pawon batu dan yang lainnya.
- See more at: http://www.108jakarta.com/lifestyle/2013/10/10/26532/Kerajinan-Bambu-Mandiraja-Banjarnegara#sthash.LM1AMVLc.dpuf
Kecamatan mandiraja sangat terkenal dengan kerajinan bambu, adapun kerajinan bambu yang dibuat dalam bentuk bervariasi ada dalam bentuk keranjang, tampah,besek,dan masih banyak lagi bentuk yang lain.

Wilayah Kecamatan Mandiraja merupakan bagian dari Wilayah Administrasi Kabupaten Banjarnegara sebelah Barat dengan luas wilayah 5.261.836 hektar. Kerajinan Bambu Mandiraja memiliki beraneka bentuk dan motif. Produknya telah dijadikan asesories di berbagai Hotel dan Restoran hamper di seluruh Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.


Wilayah Kecamatan Mandiraja terdiri atas daerah perbukitan disebelah selatan yang meliputi 6 desa yaitu desa Salamerta, Glempang, Kebanaran, Kaliwungu, Somawangi dan desa Jalatunda. Sedangkan 10 desa lain yang merupakan dataran rendah yaitu Desa Mandiraja Wetan, Mandiraja Kulon, Kebakalan, Banjengan, Kertayasa, Panggisari, Candiwulan, Blimbing, Purwasaba dan desa Simbang.

Desa Mandiraja wetan adalah tempat yang paling terkenal dengan industri tikar dari bamboo. Ada juga usaha emping mlinjo, gula merah , pawon batu dan yang lainnya.
- See more at: http://www.108jakarta.com/lifestyle/2013/10/10/26532/Kerajinan-Bambu-Mandiraja-Banjarnegara#sthash.LM1AMVLc.dpuf
 

Sample text

Sample Text

Sample Text